APAKAH ANAK KITA SUKA MELAWAN DAN SULIT DI ATUR ?
Banyak orang tua mengeluhkan anaknya SULIT SEKALI DIATUR.
Menurut pengalaman kami anak yang sulit diatur itu terjadi karena:
1. Cara mendidik kita tidak teratur, berubah-ubah, tidak konsisten dan tidak kompak; baik kata-kata atau tindakan.
coba saja perhatikan salah satu contoh; Suatu ketika kita berkata pada anak;
"Adek kamu itu sekarang sudah besar ya jadi gak boleh seperti anak kecil lagi."
"Ayo sekarang coba pakai baju sendiri dan makan sendiri gak boleh di suapi lagi ya !!"
Lalu tak lama kemudian, ketika si Adek memainkan gadget orang tuanya kita berkata
"Eh Adek belom boleh coba-coba alat ini ya ! Ini bukan mainan untuk anak kecil tau !!" (Maklum Smart Phone baru beli tadi siang, masih hangat kalo di pegang)
Nah jika anda jadi anak ? apa gak bingung ? Adek ini sebenarnya masih kecil apa sudah besar sih ?
Contoh lain; Saat anda sedang meminta adek untuk belajar, tapi dia malah nonton serial tv kesayangannya, lalu anda bilang; "Eh ade ingat ya sekarang ini waktunya kita belajar yuk...."
Eh tiba-tiba suami kita berkata; "Ah bunda ini, orang lagi enak-enak nonton tv kok diganggu, biar aja dulu sebentar, inikan acara favoritnya Adek, iya gak dek ?"
Bayangkan jika ini yang terjadi, jelas saja anak kita akan memanfaatkan situasi ini hingga akhirnya anda berdualah yang bertengkar di depan anak, dan jika ini terjadi, jelas anak tidak punya respect/rasa hormat lagi pada salah satu dari orang tuanya.
2. Karena kebanyakan orang tua dirumah tidak punya ATURAN MAIN YANG JELAS. karena mungkin dulunya orang tua kita juga begitu tidak punya aturan main yang jelas dirumah dan lebih suka membentak kita kalau menurutnya salah.
Semisal aturan main, mengenai waktu bangun pagi jam berapa, tidur malam jam berapa dan jika di penuhi oleh anak apa reward atau penghargaannya.
Aturan main nonton televisi, dan syarat ketentuan jika dilanggar apa konsekuensinya? jika di taati apa reward atau penghargaannya?
Aturan main membersihkan kamar, membereskan mainan setelah main dan sebagainya.
Yang banyak terjadi adalah orang tua sering berteriak-teriak " Aduh... mamah pusiiiing...pusiiing kamar adek kok terus-terusan berantakan kayak KAPAL PECAH gini sih !!!
Padahal kita yang tidak punya aturan dan tidak pernah membuat aturan tapi anak kita yang di bentak dan di marahi terus setiap hari.
3. Aturannya bentuknya SEPIHAK dari orang tua ke Anak dan bukan hasil dialog yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Aturan yang cenderung perintah dari orang tua cenderung banyak di langgar anak, karena anak belum tentu sepakat dengan aturan itu,
Aturan yang cenderung dibicarakan bersama dan disepakati bersama anak cenderung jarang dilanggar anak, karena ia sudah sepakat dengan aturan tersebut, sehingga yang muncul adalah komitmen anak dan bukan pelanggaran.
4. Aturannya hanya berlau untuk ANAK
Jika orang tua membuat aturan hanya untuk anak, tapi orang tua boleh melakukannya, maka anak akan cenderung melanggarnya. Mengapa ? Jawabannya sederhana, cobalah lihat kenapa banyak orang melanggar lalu lintas. Semisal mobil jalan di lajur kiri atau lampu merah di terabas. Tahu kenapa ? Ya karena kita sering sekali melihat YANG MEMBUAT ATURANLAH YANG SERING MELANGGARNYA dan aturan itu hanya berlaku bagi kita dan tidak bagi si pembuat aturan. Ini namanya tidak ADIL dan ketidak adilan adalah penyebab dari semua pelanggaran.
Hal ini juga berlaku sama pada anak kita. Jadi jika buat aturan kita juga harus taat mengikutinya agar anak memiliki contoh teladan untuk menjadi anak yang taat aturan dan malu untuk melanggarnya.
5. Lupa atau tidak tegas menjalankan konsekwensi pelanggaran yang dilakukan anak. atau memberikan pujian jika di taati.
Apa bila anda buat aturan kemudian di langgar dan anda tidak segera menindak sesuai aturan dan kesepakatan yang berlaku maka kejadiannya sama dengan Angkot yang sering kita lihat "ngetem atau mangkal" persis didepan Rambu DILARANG PARKIR ATAU STOP, atau bahkan ada juga yang malah NGETEM DI LAMPU MERAH.
Jadi ketika terjadi pelanggaran maka bertindaklah sesuai konsekuensi yang telah disepakati bersama dengan tegas.
Itulah mengapa saya sering mengatakan bahwa tips untuk mendidik anak dengan baik adalah "KASIH SAYANG DAN KASIH TEGAS", Kasih sayang ketika ia berbuat baik dan benar, KASIH TEGAS ketika anak kita berbuat tidak baik dan melanggar aturan.
Tapi ingat ! jangan lupa memberi pujian jika anak kita sudah berhenti melanggar aturan, dan beri dia reward agar ia merasa taat aturan itu di hargai. (Orang tua sering lupa melakukan ini dan lebih ingat menghukum saat anak kita melanggar)
So... ingat falsafah menunjuk, jika satu jari menunjuk anak kita maka sisanya menunjuk ke kita. Jika anak kita susah di atur bisa jadi sumber masalahnya ada di kita dan bukan pada anak kita.

Banyak orang tua mengeluhkan anaknya SULIT SEKALI DIATUR.
Menurut pengalaman kami anak yang sulit diatur itu terjadi karena:
1. Cara mendidik kita tidak teratur, berubah-ubah, tidak konsisten dan tidak kompak; baik kata-kata atau tindakan.
coba saja perhatikan salah satu contoh; Suatu ketika kita berkata pada anak;
"Adek kamu itu sekarang sudah besar ya jadi gak boleh seperti anak kecil lagi."
"Ayo sekarang coba pakai baju sendiri dan makan sendiri gak boleh di suapi lagi ya !!"
Lalu tak lama kemudian, ketika si Adek memainkan gadget orang tuanya kita berkata
"Eh Adek belom boleh coba-coba alat ini ya ! Ini bukan mainan untuk anak kecil tau !!" (Maklum Smart Phone baru beli tadi siang, masih hangat kalo di pegang)
Nah jika anda jadi anak ? apa gak bingung ? Adek ini sebenarnya masih kecil apa sudah besar sih ?
Contoh lain; Saat anda sedang meminta adek untuk belajar, tapi dia malah nonton serial tv kesayangannya, lalu anda bilang; "Eh ade ingat ya sekarang ini waktunya kita belajar yuk...."
Eh tiba-tiba suami kita berkata; "Ah bunda ini, orang lagi enak-enak nonton tv kok diganggu, biar aja dulu sebentar, inikan acara favoritnya Adek, iya gak dek ?"
Bayangkan jika ini yang terjadi, jelas saja anak kita akan memanfaatkan situasi ini hingga akhirnya anda berdualah yang bertengkar di depan anak, dan jika ini terjadi, jelas anak tidak punya respect/rasa hormat lagi pada salah satu dari orang tuanya.
2. Karena kebanyakan orang tua dirumah tidak punya ATURAN MAIN YANG JELAS. karena mungkin dulunya orang tua kita juga begitu tidak punya aturan main yang jelas dirumah dan lebih suka membentak kita kalau menurutnya salah.
Semisal aturan main, mengenai waktu bangun pagi jam berapa, tidur malam jam berapa dan jika di penuhi oleh anak apa reward atau penghargaannya.
Aturan main nonton televisi, dan syarat ketentuan jika dilanggar apa konsekuensinya? jika di taati apa reward atau penghargaannya?
Aturan main membersihkan kamar, membereskan mainan setelah main dan sebagainya.
Yang banyak terjadi adalah orang tua sering berteriak-teriak " Aduh... mamah pusiiiing...pusiiing kamar adek kok terus-terusan berantakan kayak KAPAL PECAH gini sih !!!
Padahal kita yang tidak punya aturan dan tidak pernah membuat aturan tapi anak kita yang di bentak dan di marahi terus setiap hari.
3. Aturannya bentuknya SEPIHAK dari orang tua ke Anak dan bukan hasil dialog yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Aturan yang cenderung perintah dari orang tua cenderung banyak di langgar anak, karena anak belum tentu sepakat dengan aturan itu,
Aturan yang cenderung dibicarakan bersama dan disepakati bersama anak cenderung jarang dilanggar anak, karena ia sudah sepakat dengan aturan tersebut, sehingga yang muncul adalah komitmen anak dan bukan pelanggaran.
4. Aturannya hanya berlau untuk ANAK
Jika orang tua membuat aturan hanya untuk anak, tapi orang tua boleh melakukannya, maka anak akan cenderung melanggarnya. Mengapa ? Jawabannya sederhana, cobalah lihat kenapa banyak orang melanggar lalu lintas. Semisal mobil jalan di lajur kiri atau lampu merah di terabas. Tahu kenapa ? Ya karena kita sering sekali melihat YANG MEMBUAT ATURANLAH YANG SERING MELANGGARNYA dan aturan itu hanya berlaku bagi kita dan tidak bagi si pembuat aturan. Ini namanya tidak ADIL dan ketidak adilan adalah penyebab dari semua pelanggaran.
Hal ini juga berlaku sama pada anak kita. Jadi jika buat aturan kita juga harus taat mengikutinya agar anak memiliki contoh teladan untuk menjadi anak yang taat aturan dan malu untuk melanggarnya.
5. Lupa atau tidak tegas menjalankan konsekwensi pelanggaran yang dilakukan anak. atau memberikan pujian jika di taati.
Apa bila anda buat aturan kemudian di langgar dan anda tidak segera menindak sesuai aturan dan kesepakatan yang berlaku maka kejadiannya sama dengan Angkot yang sering kita lihat "ngetem atau mangkal" persis didepan Rambu DILARANG PARKIR ATAU STOP, atau bahkan ada juga yang malah NGETEM DI LAMPU MERAH.
Jadi ketika terjadi pelanggaran maka bertindaklah sesuai konsekuensi yang telah disepakati bersama dengan tegas.
Itulah mengapa saya sering mengatakan bahwa tips untuk mendidik anak dengan baik adalah "KASIH SAYANG DAN KASIH TEGAS", Kasih sayang ketika ia berbuat baik dan benar, KASIH TEGAS ketika anak kita berbuat tidak baik dan melanggar aturan.
Tapi ingat ! jangan lupa memberi pujian jika anak kita sudah berhenti melanggar aturan, dan beri dia reward agar ia merasa taat aturan itu di hargai. (Orang tua sering lupa melakukan ini dan lebih ingat menghukum saat anak kita melanggar)
So... ingat falsafah menunjuk, jika satu jari menunjuk anak kita maka sisanya menunjuk ke kita. Jika anak kita susah di atur bisa jadi sumber masalahnya ada di kita dan bukan pada anak kita.
0 komentar:
Post a Comment